TUGAS INDIVIDU
PRAKTIKUM IPA DI SD (PDGK 4107)
MENCANGKOK
DI SUSUN OLEH
:
NAMA : DIMAS ANGGIH P
NIM : 825133079
POKJAR
: PURWOKERTO BARAT
PROGRAM STUDI S1-PGSD
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UIVERSITAS TERBUKA
UPBJ PURWOKERTO
2015-1
PENDAHULUAN
Pembibitan dan perbanyakan tumbuhan
Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak
dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis
cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.
1. Perbanyakan secara generatif:
1. Penyerbukan benang sari.
2. Biji.
2. Perbanyakan secara vegetatif :
1. Alami
2. Buatan
Pada
praktikum kali ini akan saya bahas mengenai MENCANGKOK. Apa itu cangkok? Dan
bagaimana pula caranya? Akan saya bahas secara lengkap.
TUJUAN
Penelitia
Mencangkok
ALAT DAN BAHAN
·
Pohon rambutan
·
Pisau
·
Pupuk
·
Plastic / tepes
·
Tali raffia
CARA KERJA
·
Pertama-tama
sebelum memulai mencangkok, siapkan terlebih dahulu alat-alat serta bahan-bahan
yang akan digunakan.
·
Pilih
tanaman yang akan dicangkok dengan syarat tanaman itu harus memiliki cambium
dan mudah dijumpai.
·
Pilih
cabang batang yang akan di cangkok dengan diameter kurang lebihnya 3 cm dan
tidak cacat atau berpenyakit.
·
Kuliti
cabang batang terebut sepanjang 10-15 cm serta berjarak kurang lebhnya 10cm dari pangkal cabang.
·
Buangah
cambiumnya dengan cara mengeroknya sampai bersih
·
Lalu
biarkan batang tersebut mongering selama 5-10 jam
·
Tutuplah
bagian yang terbuka itu dengan tanah yang sudah dicampur kompos/pupuk
secukupnya.
·
Bungkuslah
dengan serabut kelapa/plastic dan ikatlah pada
kedua ujungnya, jika menggunakan penutup plastic maka berila lubang-lubang
kecil pada luar cangkokan tersebut.
.
PEMBAHASAN
. Pengertian
mencangkok
mencangkok adalah suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan
menggunakan bagian dari tanaman tujuan mencangkok yaitu Untuk mendapatkan tanaman baru yang
mempunyai sifat-sifat sama dengan induknya misalnya rasa buah besar ketahanan
terhadap hama penyakit dan lain-lain. Untuk
melakukan cangkokan ini kita gunakan apiabila tanaman tersebut tidak dapat
diperbanyak dengan cara pembiakan tanaman lainnya misalnya :dengan
stek,prinsip ini juga dilakukan dengan menyahat sekililing dahan atau ranting
dengan menggunakan pisau.
Pembiakan secara tak kawin atau
aseksual merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman
membentuk kembali jaringan – jaringan dan bagian – bagian lain. Pada sebagian
tanaman, pembiakan vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna atau
merupakan suatu proses buatan manusia. Perbanyakan secara vegetatif adalah
cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti
batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman
yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas
adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman
sempurna yang memiliki akar, batang, daun, sekaligus. Pembanyakan secara
vegetatif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: stek atau cutting,
okulasi, penyambungan, dan cangkok. Perbanyakan stek tidak memerlukan teknis
yang rumit yang dimana dalam perbanyaka tanaman stek ini mempunyai keunggulan
yaitu dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan
tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya
sama dengan induknya. Penyetekan merupakan suatu perlakuan pemisahan,
pemotongaan beberapa bagian dari tanaman seperti; akar, batang, daun dan tunas
dengan tujuan bagian – bagian tanaman tersebut menghasilkan tanaman baru.
Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil, pada monokotil
masih jarang, namun pada beberapa tanaman seperti Asparagus dalam kondisi
terkontrol dapat dilakukan Pemberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) pada bahan
stek. dapat mendorong pertumbuhan akar. Dalam pemberian ZPT yang dipergunakan
untuk meransang pembentukan akar, perlu memperhatikan konsentrasi yang
digunakan. Sebagai contohnya adalah pada tanaman lada, stek cabang buah
memiliki persentase stek tumbuh yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan stek relatif lebih lama. Cara pemberian ZPT pada stek juga
sangat beragam, sebagai contohnya yang dilakukan pada stek melati (Jasminum
multiflorum dan Jasminum sambat) yang bahan stek
berupa ujung cabang, kita dapat merendam bahan stek dalam larutan 2000 ppm Asam
Indol Butirat (IBA) selama 24 jam, cara ini mampu meningkatkan tumbuhnya stek,
memacu pertumbuhan akar dan tunas tajuk. Selain direndam ada juga yang
dicelupkan selama beberapa detik, umumnya konsentrasi zat pengatur tumbuh yang
dipergunakan lebih tinggi daripada cara rendam Pada kondisi tertentu zat
pengatur tumbuh buatan sangat sulit didapat, sebagai penggantinya kita dapat
menggunakan beberapa hormon tumbuh yang terdapat di dalam kencing sapi. Dari
hasil percobaan yang dilakukan oleh Suparman, Sunaryo dan Sumarko (1990)
didapat bahwa sapi dalam 5 detik memiliki daya ransang akar yang sama dengan
2000 ppm IBA pada stek sulur panjat lada. Tetapi bila dilakukan pada bahan stek
yang berasal dari cabang buah, perlakuan tersebut belum cukup untuk meransang
pertumbuhan stek yang baik.
Cangkok
Ada kalanya, dipilih cara mencangkok
apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak dengan pembiakan
vegetative lainnya yang lebih mudah, misalnya dengan stek.
Jenis-jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya mangga,
beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk
siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air dan jambu monyet),
delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya.Selain tanaman buah-buahan,
beberapa tanaman hias juga bisa
dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning, soka, musa
indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang tersebut di
atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu
yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya
mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok. Sebagai misalnya
adalahcemara atau tanaman berdaun lainnya. Tanaman tak berkayu pun
berhasil dicangkok. Tentu saja dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh kjuga berhasil “dicangkok” dengan cara menampung tunas
anakannya yang tumbuh.
Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita
menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya.
Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa
buah (khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga
(untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena seperti yang kita
ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus
persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan
sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen.Walaupun banyak keunggulannya,
namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak terlepas dari
beberapa kelemahan. Sebenarunya mencangkok dapat dilakukan baik pada
musimkemarau maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau,
memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga.
Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat jadinya, karena pada saat ini
pertumbuhan akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok dilakukan pada
musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula bila
kita lakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan
telah jadi bibit dan
dapat ditanam. Tumbuhan meperoleh zat-zat hara dari
lingkungan. Penyerapanbahan itu berlangsung secara difusi, osmosis dan transpor
aktif.
Pada tumbuhan bersel satu/bahan-bahan dapat diserap
langsung dari lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi
tumbuhan tingkat tinggi, memerlukan sistem pengkutan yang lebih panjang
dari
proses-proses itu, yaitu dibantu dengan sistem pembuluh
angkut (vaskuler) yang lebih menguntungkan.
Pengangkutan
bahan-bahan pada tumbuhan dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu :
1) Pengangkutan bahan melalui jaringan di luar berkas
pembuluh angkut, disebut pengangkutan ekstra vaskuler. Oleh
karena jaringa-jaringan ini bersifat hidiup, maka sistem
pengankutan bahan menggunakan transportassi antar membran sel,
seperti melalui jaringan parenkim kortek dan empulur.
2) Pengankutan bahan melalui sestem berkas pembuluh angkut, disebut
pengangkutan intravaskuler. Umumnya jaringan berkas pembuluh memiliki
dinding melintang yang hilang (sebagian
atau seluruhnya) maka sestem pengangkutan ini jauh
lebih cepat daripada pengankutan ekstravaskuler. Berkas pembuluhangkut
terdiri atas dua macam jaringan, yaitu :
a) Xilem : ialah pembuluh kayu yang berfungsi
mengankutbahan-bahan yang berasal dari tanah melewati akar hinggake daun untuk
bahan asimilasi.
b) Floem: ialah pembuluh tapis/ayak yang berfungsimengangkut
zat-zat makanan hasil asimilasi untuk
diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
Di dalam daun, zat-zat yang diangkut melalui pembuluh xilem
diolahmelalui fotosintesis atau asimulasi zat lain. Hasil asimilasi zat ini
perludiangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui jalan lainnya, yaitu pembuluh
floem (pembuluh tapis/ayak). Pembuluh floem terletak diluar pembuluh kayu
(xilem) pada tumbuhan berkayu. Pengankutan zat hasil aimilasi ini penting
untuk pembangunan tubunya atau membentuk korgan-organ tubuh barunya. Hasl
ini dapat ditunjukan pada pengelupasan kulit batang yang dicangkok,
pengeluaran getah dan pembentukan kalus. Proses pengankutan zat-zat
makanan hasil asimilasi ke bagian tubuh lainya disebut translokasi.
Zat-zat yang dibentuk dalam asimilasi lebih banyak daripada yang dibongkar
untuk respirasi atau pernafasan>Adanya kelebihan zat, sebagian
digunakan untuk pembentukan sel-sel baru atau pertumbuhan dan
sebagian lagi misalnya dalam jaringan perenkin dan kelenjar. Zat-zat
makanan cadangan yang ditimbun dalam bagian tumbuhan, contohnya :1)
Karbohidrat disimpan di bagian : umbi, ubi (seperti: kentang,singkong, ketela
rambat, wortel, bit, dan sebagainya), batang
(seperti : tebu, sagu), rhizoma (seperti : jahe,
alang-alang, gayong, dan sebagainya) dan buahnya (seperti :
pisang, mangga, apel, dan sebagainya.
2) Lemak/minyak disimpan di bagian : umbi (bawang),
daunnya(kayu putih), batang dan akar (sereh), dan biji-bijian (kacangtanah,
kelepa sawit, kemiri, dan sebagainya).
3) Protein disimpan dibagian: bijinya (kedelai, kacang
hijau, buncis,dan sebagainya)
4) Dan sebagainya.Bibit cangkokan termasuk jenis bibit yang
diperoleh secara vegetatif,tanpa melalui proses perkawinan (aseksual). Sistem
pencangkokansebanarnya merupakan bagian dari cara
perbanyakan dengan pembumbunan (layerage). Namun, bedanya pada
systempencangkokan ialah pembumbunandilakukan di udara (di ataspermukaan
tanah), sedangkan pembumbunan biasanya dilakukan ditanah dengan
melengkungkan cabang atau membumbun yang
berada di bawah. Pencangkokan lebih banyak digunakan pada tanaman buah
karena kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapatdilengkungkan seperti
cara pembumbunan yang umum.Bibit cangkokan diperoleh dengan menghambat
proses pengirimanzat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan
lapisankambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada bagian tersebutdilakukan
pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar sehingga ditempat
tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih
bersatu dengan induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga
dapat dipindahkan menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah
akarnya mencukupi, cabang tersebut dipotong sehingga terbentuklah bibit
yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh pada bibit
cangkokan ini tidak sebaaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji.
Akarnya lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga
daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih
dangkal. Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain :
1) Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah.
2) Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena
induknyadapat dipilih yang memiliki sifat baik.
Adapun kelemahannya antara lain :
1) Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal.
2) Bentuk pohon induk menjadi rusak.
3) Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam
waktuyang cepat.
4) Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan
memerlukanketelatenan.
5) Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk
makaproduksi buah pohon induk menjadi terganggu.
Pertumbuhan bibit cangkokan tidak dimulai dari awal, tetapi
lanjutandari pertumbuhannya sebagai cabang dari tanaman induknya.
Oleh karena itu tanaman yang berasal dari bibit cangkokan
tidak memerlukan waktu yang tidak terlalu lama untuk
pertumbuhan vegetatif awalnya. Oleh karena pertumbuhan vegetatif awalnya
tidak terlalu lama, maka sosok tanaman pun cenderung lebih
pendek Selain itu, pertumbuhan vegetatifnya lebih banya digunakan
untuk pembentukan cabang sehingga tanaman cenderung mejpunyai
pertumbuhan cabang yang lebih banyak. Bibit cangkokan
dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih
pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji. Bibit
cangkokan dapat digunakan untuk lahan yang memiliki tanah dangkal dan
sebaiknya dihindari penggunaannya untuk lahan yan memiliki air tanah dalam.
Bibit cangkokan memiliki kelemahan yaitu perakarannya yang dangkal. Jika
ditanam di daerah yang memiliki air tanah dalam, bibit ini akan mendapat
kesulitan dalam penyerapan air tanah. Dalam melakukan kegiatan
mencangkok tanaman yang perlu dipersiapkan adalah: peralatan, pohon
induk dan media cangkok. Peralatan yang diperlukan tidaklah harus
peralatan modern dengancharga
yang mahal, tetapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat
digunakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan.
Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan
menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat
saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman
pisau sangat perlu, karena dengan pisau yang tajama dapat
dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak perlu
mengulangbeberapa kali keratan, dengan demikian tidak
mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Alat lain yang diperlukan adalah
gunting pangkas atau yang sering juga disebut gunting dahan. Sesuai dengan
namanya, gunting ini
digunakan untuk menggunting dahan atau ranting-ranting daun
yang jumlahnya berlebihan. Jika tidak ada gunting dahan maka bisa
juga digunakan sabit atau pisau. Peralatan atau pisau yang kurang
tajam hendaknya dibuat tajam dengan cara mengasahnya. Dengan
menggunakan batu asah, kita dapat menajamkan pisau dengan hati-hati.
Apabila batu asah yang dipakai mempunyai dua bagian yakni bagian yang
lebih kasar dan bagian permukaan yang lebih halus, maka gosoklah atau
asahlah sisi pisau yang akan dibuat tajam pada bagian batu asah
yangmempunyai permukaan kasar terlebih dahulu. Setelah
didapatkan ketajaman yang lebih baik maka untuk
menyempurnakannya, lanjutkan dengan mengasahnya pada bagian batu asalh
yangmempunyai permukaan lebih halus. Selama mengasah pisau hendaklah senantiasa
disertai dengan pemberian air secukupnya, agar dapat mengurangi panas yang
timbul akibat pergesekan antara pisau dengan batu asah itu
sendiri. Posisi atau arah pengasahan pisau hendaknya satu arah saja dan berkali-kali
dengan perlahan-lahan tidak usah terlalu cepat. Sangat perlu diperhatikan
tentang keamanan tangan perasah agar jangan sampai terluka pada saat
melakukan pengasahan. Dewasa ini tidak menutup kemungkinan mengasah pisau
dengan selain menggunakan batu asah saja, namun sudah tersedia juga alat
pengasah dari pabrik yang terbuat dari dua lempengan saja berbentuk
lingkaran. Yang mana dalam penggunaannya, kita tinggal memasukkan sisi
pisau yang ditajamkan ke celah pertemuan dua sisi lempengan baja tersebut
dan mendorong pisau dengan sedikit di tekan lakukan beberapa kali maka
akan didapatkan pisau yang tajam.
Setelah peralatan dipersiapkan dengan benar, maka
selanjutnya adalah memilih pohon induk dan menentukan cabang atau
dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk hendaknya sudah cukup
umurnya, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu
tua biasanya mempunyai jumlah cabang yang memenuhi syarat
untuk dicangkok hanya sedikit. Sedangkan pohon intuk yang terlalu
muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas. Bila kita
bertanya berapa umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk
menjawabnya yang jelas, pohon induk harus telah berbungan bagi tanaman
hias buang dan, telah berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman
buatbuahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk
dan warna bunga, atau kelezatan rasa buah dari tanaman yang akan
dicangkok.Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon
nampak kuat dan subur, serta tidak terserang hama penyakit yang akan
dapat menggagalkan hasil cangkokan> Syarat terakhir adalah pohon
harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok,
pohon tidak akan kehabisan cabang. Dengan telah diketahui dan
dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil
cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan
pohon induknya.Tahapan selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang
kiranya tepat digunakan sebgagai bibit cangkokan. Cabang yang baik
untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu
besar.Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil.
Walaupun demikian, berdasarkan pertimbangan tertentu, cabang sebesar
lidiatau pun sebesar lengan manusia, bahkan batang pokok, tetap
bias dicangkok. Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus
dan berwarna cokelat muda.
Pemilihan cabang yang berukuran kecil bertujuan agar dari
tiap pohon induk diperoleh belasan sampai puluhan cangkokan
tetapi bentuk pohon tidak akan rusak. Selain itu bibit cangkokan ini bila
sudah dipindah ke lapangan/lahan pertanaman, akan
kecil penguapan airnya. Ini jelas lebih baik mengingat akar
cankokan belum banyak, dengan demikian jumlah air dan zat hara yang
terserap belum banyak. Bentuk cabang yang baik adalah
lurus atau tegak dan mulus. Cabangyang berwarna kehitaman dan berkerak,
pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang yang tidak mulus ini
biasanya disebabkan serangan hama, misalnya karena serangan penggerek
batang. tanda lain bekas gesekan adalah adanya bekas bubuk yangmelekat
pada cabang. Tidak dipilihnya cabang seperti ini karenaakan menghambat aliran
air dan hara dari bawah ke pucuk cabang
atau bagian atas luka sayatan, akibatnya akan
menghasilkancangkokan yang pucat.Pada cabang yang berwarna cokelat muda akan
lebih cepatterbentuk kalus dan akar. Kalus adalah penutup luka. Cabang
masihberwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit persediaan makanan, sehingga pertumbuhan akar
cangkokan akan lambat dan jumlahnya sedikit. Bibit cangkokan yang demikian
akan mengalami
Begitu juga bila dipilih cabang yangsudah terlalu
tua.Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 – 30 cm saja,
kalau terlampau panjang, nanti akan mengalami kesulitan
padawaktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan jangkung tidakkaruan.
Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman yangkecil namun telah
menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibitcangkokan yang kecil juga
mempunyai keuntungan karena mudahdibentuk, sehingga tanaman buah pun bisa
berfungsi sebagai tanaman hias. Jumlah daun yang akan disertakan pada
batang cangkokan harus banyak. Banyaknyahelaian daun ini akan memperbanyak
makanan yang diolah, sehingga sangat menunjang pembentukan
dan pertumbuhan akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul
sukar menumbuhkan akar. Mengingat fungsi daun adalah sebagai
pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka jangan sampai daun yang
ada pada cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau
hama lain.Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45atau
ke samping dan rajin berbuah. Cara-cara memilih cabangtersebut di atas belaku
untuk semua jenis tanaman, kecuali cemara. Pemilihan cabang cemara untuk
dicangkok harus berdasarkanmahkota atau tajuk pohonnya. Maksudnya adalah
bagaimana bentuk tajuk tanaman induk setelah dipotong cangnya nanti. Bila
memang atanaman cemara itu merupakan pohon induk ditempat
pembibitan tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman
tentu tidak menginginkan bentuk tajuk tanaman cemaranya
akan berkurang keindahannya.
KESIMPULAN
Mencangkok adalah kegiatan perbanyakan tanaman secara
aseksual atau vegetatif. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan
pada tumbuhan berkayu karena mempunyai kambium. Pada
dasarnya pekerjaan mencangkok adalahmenghambat proses pengiriman
zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan
cambium cabang tanaman induk, kemudian pada bagian (luka)
tersebut diberikan media tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan akar
agar segera tumbuh akar. Kelebihan proses ini adalah pohon
hasil cangkoknya. Sedangkan kelemahannya adalah perakaran
kurang kuat, bentuk pohon induk menjadi rusak yang akan mempengaruhipula
kepada produksinya, cara pengerjaan membutuhkan ketelatenan serta tidak
dapat secara cepat menyediakan bibit cangkok dalam jumlah
banyak. Cabang yang akan dilakukan pencangkokan harus dalam
kondisi sehat dan baik serta berbentuk lurus serta berasal dari pohon
induk yang mempunyai produksi tinggi. Dalam melakukan pengeratan
atau pelukaan cabang harus menggunakan alat atau pisau yang tajam dan
bersih. Kambium pada bidang pengeratan harus dikeringkan dengan benar sebelum
diberikan media tumbuh. Media tumbuh untuk mencangkok harus mempunyai
sifat: ringan, dapat menyimpan air dengan lama, mudah ditembus akar,
banyak mengandung unsur hara dan mudah di dapat. Dalam pencampuran media
harus merata dan dibalut dengan pembungkus yang baik. Keberhasilan
mencangkok sangat ditentukan oleh jenis tanaman, media, cara kerja dan
waktu pelaksanaan. Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif Pemotongan hasil
cangkokan (bibit) dilakukan tepat dibawah perakaran, bibit hasil cangkokan
segera dilakukan aklimatisasi/ adaptasi sebelum ditanam di lahan/lapangan.
·
DAFTAR PUSTAKA
·
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar