TUGAS INDIVIDU
PRAKTIKUM IPA DI SD (PDGK 4107)
TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN
DI SUSUN
OLEH :
NAMA : DIMAS ANGGIH P
NIM :
POKJAR
: PURWOKERTO BARAT
PROGRAM STUDI S1-PGSD
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UIVERSITAS TERBUKA
UPBJ PURWOKERTO
2015-1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel hidup tumbuhan
berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga
transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup
itu berada dalam keadaan turgid dan sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan
tipis air yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya, persediaan air ini
diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar dari akar
melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara mengabsorpsi
melalui permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah. Seluruh proses
ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-batang pada
tanaman tersebut
Tumbuhan, seperti juga
hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap
perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami
kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil
dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhan menghemat
air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun melalui
penguapan
Dalam kehidupan
sehari- hari , kita tanpa sadar menyadari bahwa tumbuhan melakukan proses
transpirasi . Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata,
lubang kutikula, dan lentisel .80% air yang ditranspirasikan berjalan
melewati lubang stomata, paling besar peranannya
dalam transpirasi.Transpirasi berperan di dalam pengangkutan air ke daun
dan difusi air antar sel , penyerapan dan pengangkutan air dan
zat hara, pengangkutan asimilat , membuang kelebihan air,
pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi
di pengaruhi oleh beberapa faktor ,yaitu faktor internal dan eksternal .Oleh
karena itu kami ingin mengetahui faktor-faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi
transpirasi .
B. TUJUAN
Dari laporan yang saya buat, diharapkan dapat menjelaskan tentang :
A.
Bagaimana
terjadinya transparasi
B.
Apa saja yang
mempengaruhi tran sparasi
C.
Mekaanisme
transparasi
D.
Apa itu
transparasi
ALAT DAN BAHAN
1. Gelas
2. Peggaris
3. Tumbuhan
4. Pisau
5. plastik
6. Karet gelang
7. Air yang sudah
diberi pewarna
8. Label
9. Gunting
10. Alat tulis
·
CARA KERJA
1.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.
Ambil 2 gelas kemudian ukur dan tandai pada gelas
itu di angka 6 cm
3.
Tuangkan air yang sudah di beri pewarna dengan
takaran pada gelas tadi 6 cm,
4.
Beri identitas yang berbeda pada 2 gelas tersebut
5.
Ambil tumbuhan yang sama kemudian 1 diataranya
potong semua daun itu hingga tak tersisa,
6.
Tumbuhan yang masih utuh daunnya kemudian potong miring
pada bagian bawah, begitu juga tumbuhan yang satunya.
7.
Ambil plastik dan karet gelang untuk menutup 2
gelas yang sudah disiapkan tadi.
8.
Lubangi kedua plastik tersebut pada tengan gelas,
sehingga mudah untuk tumbuhan itu berdiri.
9.
Kemudian masukan 2 tumbuhan tadi ke dalam gelas
yang sudah di tandai masing-masing.
10.
Letakan di bawah terik matahari selama 45 menit
lihat perubahan yang terjadi.
11.
Catat hasil perubahan volume air yang terjadi
selama 45menit
PEMBAHASAN
Pengertian
Transpirasi
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan
air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi,
tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang
melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang
hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui
stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya
uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun
tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan
bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman
mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat
mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari
akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan
hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari
stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Hanya 1-2% dari seluruh air
yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau dalam
kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses
transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu
harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun
untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.
Proses
transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air,
tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan demikian,
transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk
menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya
langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan
tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.
.
Faktor yang mempengaruhi transpirasi
Faktor dalam adalah:
1.
Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena
kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih
banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah
tingkat cahaya dan kelembapan.
2.
Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3.
Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.
Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
5.
Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah
oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar
(akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.
Faktor luar adalah :
1.
Sinar matahari
Seperti yang telah
dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .
2.
Temperatur
Merupakan faktor lingkungan
yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan
turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi
daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada
suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau
dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun
dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di
dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap
di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang
yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung
didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah
berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
3.
Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak
banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di
dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau
dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada
udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi
(di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah,
udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya
dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut
bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses
kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut
berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air
dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan
demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan
meningkatnya kelembaban udara
4.
Angin
Pada umumnya angin yang
sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang
bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam
daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh
ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan
tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting
daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat
tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang
lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka
akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke
udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu
transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat
difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara
yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk
berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan
yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan
yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun.
Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai
pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun,
pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena
kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan
oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi
5.
Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah
satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang
dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah
seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian
itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah
adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi
air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat,
penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi dapat
dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada
siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu
daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan
oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
D.
Mekanisme transpirasi
Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar
sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
·
KESIMPULAN
Transpirasi adalah proses
kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata,
kutikula dan lentisel. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor .
Faktor eksternal
yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1. Cahaya
matahari/suhu
2. Angin
3. Kelembaban
·
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
·
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar